Judul Resensi: Ternyata Raja Inggris yang Menyebabkan Perang Dunia
Pertama
Peresensi: Faaqih Irfan Djailan
Sumber:
https://www.plukme.com/post/ternyata-raja-inggris-yang-menyebabkan-perang-dunia-pertama-wP2I9sd
Judul buku: The Chronicles of Great War: Kronik Perang Dunia I, 1914-1918
Penulis: Alfi Arifian
Jumlah halaman: 234
Penerbit: Sociality, Yogyakarta
Tahun Terbit: 2017
-------------------------------------
Perang Dunia Pertama yang terjadi pada 1914-1918 sebagaimana
diketahui banyak khalayak adalah perang yang disebabkan oleh terbunuhnya
putra mahkota Kekaisaran Austro-Hungaria, Franz Ferdinand, oleh Gavrilo
Princip. Alasan dasar Princip membunuh sang putra mahkota adalah
nasionalisme Serbia yang menginginkan kemerdekaan Serbia dari
Austro-Hongaria setelah lepas dari cengkraman Kesultanan Ustmaniyah pada
abad ke-19. Ironisnya, pembunuhan itu sebenarnya semacam pembunuhan
dari gerakan bawah tanah yang tidak direstui oleh banyak kalangan di
Serbia. Akan tetapi, pembunuhan yang demikian membawa Serbia harus
berperang dengan Austro-Hongaria yang setelah itu menyatakan perang.
Pernyataan perang Austro-Hongaria ini didukung oleh Jerman yang
dianggap sebagai biang keladi Perang Dunia Pertama karena ambisi sang
kaisar, Wilhelm II. Perang pun berkobar setelah banyak pihak saling
mendeklarasikan perang dengan mendukung negara masing-masing. Seketika
itu senapan berdesing di mana-mana, meriam berdentum, dan bom
mengguncang menyebar ketakutan. Eropa pun hancur. Ribuan jiwa melayang
hanya karena ambisi para raja untuk mempertahankan kekuasaannya. Tak
salah jika Vladimir Lenin menyebut Perang Dunia Pertama sebagai
perangnya para bangsawan yang mengorbankan banyak nyawa rakyat jelata
dan tak tahu apa-apa.
Tapi tahukah Anda bahwa Perang Dunia Pertama sebenarnya diinisiasi oleh Edward VII, Raja Inggris?
Begitulah yang diungkapkan oleh Alfi Arifian dalam bukunya, The Chronicles of Great War: Kronik Perang Dunia I, 1914-1918.
Di dalam buku yang disusun berdasarkan urutan waktu dan peristiwa
sesuai judulnya ini, Alfi menceritakan alasan Edward VII membidani
lahirnya Perang Dunia Pertama, perang yang terjadi empat tahun setelah
kematiannya. Di akhir abad ke-19 hampir semua negara di Eropa mempunyai
koloni termasuk Inggris. Pada abad itu Inggris menjadi imperium terbesar
di dunia. Koloninya tersebar di penjuru jagad. Status itu didapatkan
Inggris setelah Konferensi Berlin 1844, dan politik solitude yang diterapkan Negara Albion itu.
Status yang demikian membuat Inggris pongah sehingga muncullah ungkapan "The sun never sets in British Empire".
Akan tetapi kepongahan Inggris ini terganggu saat sebuah negara
kekaisaran baru di Eropa, Jerman, mulai menapaki diri sebagai kolonialis
demi kepentingan ekonomi dan industrinya. Hal ini sejalan dengan weltpolitik yang dicanangkan Kaisar Wilhelm I.
Inggris menganggap Jerman, sebuah negara yang baru lahir pada 1870,
sebagai sebuah ancaman. Negara baru itu memperlihatkan perkembangan dan
percepatan teknologi yang luar biasa sebagai dampak dari Revolusi
Industri. Pembangunan angkatan perang dan pembangunan jalur kereta api
dari Berlin ke Moskow menjadi bukti bahwa negara hasil penyatuan
bangsa-bangsa Jerman ini begitu maju.
Tentu saja kecepatan Jerman dalam mengembangkan teknologinya membuat Inggris ketar-ketir sebab hal itu akan menganggu balance of power
yang sudah lama dipunyai. Maka disusunlah sebuah rencana oleh Edward
VII dan para bawahannya untuk memanas-manasi Jerman. Hal yang sebenarnya
tidak disetujui oleh sebagian kalangan Kerajaan. Sang Raja mulai
menjalin aliansi dengan beberapa negara Eropa seperti Prancis dan Rusia
demi menyingkirkan dan memusnahkan Jerman.
Hasil itulah yang kemudian terjadi pada 1914, saat Jerman menyatakan
perang kepada banyak negara Sekutu seperti Prancis yang telah menjadi
rival Jerman dari abad ke-19. Jerman mulai melancarkan serangan melalui
Belgia yang netral melalui Schlieffen Plan. Inilah yang kemudian
membakar amarah Inggris dan Prancis, kemudian Rusia.
Penyebab Perang Dunia yang diinisiasi oleh Edward VII sebenarnya
merupakan hal yang menarik. Sebab, selama ini tak begitu banyak orang
mengetahui karena semua terpusat pada Gavrilo Princip dan Jerman. Dalam
bukunya ini, Alfi juga membagi kronik dalam tiga bagian, yaitu prelude atau pendahuluan, kronik, dan aftermath
atau prolog. Dalam penyusunan kronik pun ia juga menuliskan peristiwa
tak hanya dalam tulisan , tetapi juga dalam tabel-tabel ringkasan. Dan
semua dituliskan dalam bahasa yang sederhana.
Yang menarik dari buku ini adalah adalah dituliskannya beberapa
peristiwa sela. Peristiwa sela yang paling populer dari Perang Dunia
Pertama adalah Revolusi Bolshevik yang terjadi di Rusia pada 2017. Namun
ada peristiwa tak kalah penting lain, yaitu Easter Rising yang terjadi
di Dublin, Irlandia, pada 1916. Peristiwa ini adalah peristiwa yang
terjadi pada Hari Paskah ketika rakyat Irlandia turun ke jalan meminta
kemerdekaan Irlandia dari Inggris. Sebagaimana diketahui Irlandia adalah
wilayah jajahan Inggris sebelum 1920. Peristiwa yang ditanggapi dengan
aksi represif tentara Inggris ini memakan korban jiwa 500 orang.
Selain peristiwa sela juga disajikan alasan-alasan banyak negara
seperti Italia yang memilih Sekutu karena dijanjikan Inggris bekas
wilayah Austro-Hongaria berbahasa Italia. Namun, janji itu urung
terlaksana karena Inggris mengingkari, dan delegasi Italia marah-marah
saat Perjanjian Versailes 1919.
Kemudian ekspresi kesedihan T.E. Lawrence atau Lawrence of Arabia saat tahu Arab Hijaz yang dibelanya untuk melawan Kesultanan Usmaniyah malah menjadi wilayah koloni baru bagi Inggris dan Prancis tanpa sepengetahuan dirinya.
Selain itu, dibeberkan mengenai Dinasti Rotschild sebagai penyedia
dana peperangan bagi Inggris. Dinasti ini hingga sekarang masih
bertahan, dan ditengarai berada di balik segala peristiwa yang terjadi
di seluruh dunia.
Namun yang tak kalah penting adalah pernyataan Marsekal Foch dari
Prancis kala menerima delegasi Jerman sebagai tanda Jerman menyerah di
Perang Dunia Pertama. Ia mengatakan bahwa penyerahan Jerman ini hanya
penyerahan untuk gencatan senjata selama 20 tahun, dan bukan untuk
mengakhiri perang. Hal itulah yang kemudian akan menimbulkan benih-benih
Perang Dunia Kedua. Apalagi Perjanjian Versailles ternyata juga
memberatkan Jerman dari segala sisi. Wajar jika Jerman akhirnya
mengorbankan perang akbar lagi karena dipanas-panasi. Inilah yang
berupaya ditekankan penulis untuk tidak selalu menyalahkan Jerman
sebagai penyebab perang. Tetapi dari situ harus dilihat ke dalam lagi
alasan Jerman mengobarkan perang akibat grand design Edward VII.
Komentar